gigikit Terapi Musik untuk Bangkitkan Konsentrasi Anak Autis

Minggu, 26 Desember 2010

Terapi Anak Autisme Salah Satu Alternatif



Terapi Musik adalah salah satu program terapi yang dapat diberikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, terutama bagi insan autis. Terapi musik dapat membantu meningkatkan kepekaan fungsi kognitif , afektif dan pisikomotor mereka. Seperti halnya kegiatan terapi yang lainnya, terapi musik harus diberikan secara berkesinambungan pada insan autis. Selain itu dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan terapi ini dengan baik.

Terapi musik dilaksanakan oleh seorang tenaga therapist terlatih untuk pencapaian hasil yang maksimal. Terapi ini secara terstruktur dilaksanakan di tempat terapi dengan menggunakan ruangan khusus dan media bantu lainnya. Namun, terapi ini secara umum dapat dilakukan oleh siapa saja, ayah, ibu, adik, kakak dan saudara insan autisma yang lainnya. Terapi juga dapat dilaksanakan di rumah, di atas mobil (dalam perjalanan), atau di mana saja yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat melatih anak.


Terapi musik, sebagai salah satu bagian dari terapi-terapi lainnya, dapat diberikan pada setiap anak autis. Terapi ini tidak membedakan kasus pada anak autis. Akan tetapi hasil yang diperoleh sangat beragam sesuai dengan kondisi yang dialami anak. Selain itu terapi musik dapat membantu mengembangkan potensi/bakat seorang insan autisma, khususnya pada bidang seni.


Terapi musik secara umum adalah teknik terapi dengan memperdengarkan berbagai macam bunyi kepada insan autis. Bunyi/suara yang diperdengarkan tersebut dapat merangsang perkembangan fungsi bahasa verbal/non verbal, interaksi sosial, motrik mereka. Terapi ini diberikan kepada insan autisma disesuaikan dengan usia, kebutuhan dan tingkat pemahaman subjek terhadap bunyi.

Jumat, 17 Desember 2010

Cara Mengajarkan Musik Pada Anak Autis


Salah satu metode untuk menangani anak autis yakni memberikan pelajaran musik untuk menggugah konsentrasi mereka.ada dua tahapan pembelajaran musik anak autis, yakni tahap dasar dan lanjutan. Pada tahap dasar, anak autis cukup diberikan pengenalan nada saja, misalnya suara ketukan maupun bunyi-bunyian alat musik seperti drum. Setelah mengenal nada dasar, kemudian siswa masuk tahap lanjutan dengan diberikan musik yang lebih beralur seperti piano. Untuk sampai pada tahap lanjutan, tergantung keseriusan serta daya tangkap masing-masing anak autis. Agar usaha membangkitkan konsentrasi siswa lebih cepat, sekolah musik  juga mendatangkan psikolog untuk membantu pola berpikir anak autis. Untuk itu, tiap minggu ada pelayanan konsultasi psikologi yang dilakukan bagi siswa .”Namun, akhir-akhir ini yang minta bantuan psikologi bukan si anak autis, melainkan guru musik yang mengajarnya setiap hari.
Selain itu, peranan orangtua juga menjadi faktor penentu keberhasilan anak autis menjalani hidup, baik dari pola kehidupan sehari-hari siswa maupun ritme belajar yang dilakukan kepada anak autis di rumah. “Jam tidur juga harus dijaga. Perhatian orangtua dituntut bisa mengendalikan pola hidup anaknya. Kalau tidak, konsentrasinya bisa bubar,” tuturnya.
Dengan belajar musik, anak autis bisa menemukan konsentrasinya. Nada dan ketukan musik yang keluar dari piano dan drum mampu menembus arah pikirannya. Seperti yang dilakukan Milka Rizki Bramasto (6th), salah seorang siswa Sekolah musik,Dia begitu tenang saat jemarinya menari di atas tuts piano meski suaranya tidak beraturan. Maklum, Milka hanya bisa memainkan tiga tangga nada piano, yakni do, re, dan mi. Namun, dengan bermain musik, dia sedikit bisa mengatur konsentrasi yang ada di pikirannya. Ketukan nada yang keluar dari piano mampu menggugah daya ingat serta fokus seorang anak yang menderita autis. Sesekali, Milka bertingkah berlebihan dengan memukul badan piano. Reaksi yang berlebihan seperti itu sering dilakukan anak autis. Apa yang mereka inginkan juga harus segera terwujud. Pengajar Sekolah musik Trie Aprianto menuturkan, mengajarkan musik kepada siswa autis harus memiliki kesabaran tinggi.
Biasanya, para siswa sering bertingkah aneh. Pasalnya, antara tindakan serta pikirannya sering tidak bisa menyambung.Kalau pertama kali mereka bermain musik, biasanya marah-marah tanpa sebab. Bahkan, ada yang sampai menangis histeris. Semua itu respons dari anak autis melawan kesadaran mereka.Untuk memahami musik, biasanya anak autis membutuhkan waktu dua tahun.
Sang anak juga bisa mengontrol dirinya sendiri. Untuk memberikan pelajaran, ada dua guru yang menangani seorang siswa. Satu guru bertugas mengajar cara bermain musik, sedangkan satu guru lainnya memegang tubuh anak autis. Kalau tidak dilakukan dua guru, bisa kerepotan. “Kalau tidak dua guru yang menangani, si anak autis bisa melompat-lompat dan main pukul. Jadi, mereka harus diarahkan dengan tindakan ekstra,” pungkasnya.                        

                                         
                                                      Video.anak autis bermain musik